Inilah Alasan Mengapa Google Memburamkan Pulau Taiping Di Google Map

Inilah Alasan Mengapa Google Memburamkan Pulau Taiping Di Google Map




Mediatulis.com - Google Maps adalah aplikasi peta digital yang sedang booming. Dengan jangkauannya sangat luas di seluruh dunia. Tapi sayangnya, tidak semua daerah dapat ditampilkan oleh Google Maps ini. Sistem terpaksa memburamkan daerah-daerah yang memang tidak boleh untuk ditampilkan.

Dilansir Hongkongfp.com, Kementrian Pertahanan Taiwan pun turut melakukan hal yang serupa. Mereka meminta agar Google untuk mengaburkan gambar di sebuah pulau yang berada di sekitar Laut China Selatan. Daerah yang baru dibangun ini digunakan untuk pangkalan militer yang disengketakan.

Di wilayah pulau ini sedang terjadi ketegangan karena masalah klaim daerah yang saling bertentangan. Khususnya yang berada di deretan strategis Kepulauan Spratly. Pulau Taiping merupakan salah satu dari pulau terbesar di Kepulauan Spratly yang dikelola oleh pemerintah Taiwan. Deretan pulau yang berada di sana juga kabarnya diklaim sebagian atau seluruhnya oleh Filipina, Vietnam, dan Cina.

Baca Juga : Pria Ini Ingin Pergoki Pembantunya Yang Sedang mencuri, Ternyata Yang Terjadi Di Luar Dugaan

Satelit Google menunjukkan struktur melingkar dengan empat lampiran berbentuk huruf Y yang menjorok di sebelah barat laut Taiping. Daerah ini semakin berkembang setelah tahun yang lalu Taiwan meresmikan mercusuar bertenaga surya, lapangan terbang yang telah diperluas dan dermaga. Pembangunan ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan negara di Taiping.

"Informasi ini telah diklarifikasi," kata juru bicara Kementrian Pertahanan, Cheng Chung-Cchi.

Alasan permintaan atas pemburaman gambar kepada Google pun telah tersebar di seluruh media lokal. Kekhawatiran atas konfrontasi militer di daerah ini telah berkembang sejak putusan dari pengadilan internasional yang menolak 'Beijing sweeping' pada bulan Juli lalu.

China menguraikan wilayahnya menggunakan peta yang buram sejak tahun 1940-an. Hal ini mengakibatkan timpang tindih dengan klaim dari Taiwan. Keduanya telah berpisah sejak perang saudara pada tahun 1949, akan tetapi Beijing masih menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

Beijing yang marah pun bersumpah, mengabaikan putusan dari pengadilan di Den Haag. Hal ini yang memicu peringatan dari Presiden Amerika, Barack Obama, yang menekankan bahwa keputusan itu mengikat. Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen yang menjabat sejak bulan Mei lalu mengatakan, hak Taiwan 'sangat terancam'.

Baca Juga : Inilah! Pilot Wanita Pertama Di Dunia Yang Mengenakan hijab Lengkap Dengan Cadarnya

What Do You Think!